Belut: Pembeli Luar Negeri Bertambah, Pasokan Kurang
Sebagai makhluk lumpur, belut mengandung potensi ekonomi
luar biasa. Permintaannya naik saban tahun, baik dari pembeli luar negeri
maupun pasar lokal. Ini peluang sebab belum banyak yang menekuni bisnis
budidaya belut.
Rasanya yang gurih dan penuh gizi membuat belut tak hanya
diminati penikmat kuliner dalam negeri, tapi juga luar negeri, seperti dari
Jepang, Korea, Hongkong, Belgia, Spanyol, Perancis, Belanda, Jerman, dan
Denmark.
Belakangan, permintaan belut dari luar negeri kembali
melonjak. Tak percaya? Silakan buka beberapa situs di internet, macam www.
indonetwork. com. Di situs ini permintaan belut sedang menggunung. Ini jadi
rezeki nikmat para pebisnis belut.
Salah satunya Prio Daryoko. Meski sedang krisis global,
Pemilik PT Agrindo Jaya ini meraih berkah dari lonjakan permintaan belut dari
sejumlah negara, seperti Jepang,
Korea, dan
Hongkong. Secara kasar, Prio memperkirakan lonjakan permintaan belut dart
ketiga negara itu rata-rata sekitar 7 persen hingga 18 persen per tahun.
Setiap bulan Prio memasok sekitar 80 ton belut hidup dan
belut asap ke Jepang. Sementara, ke Korea Selatan, ia mengirim sekitar 40 ton
sampai 45 ton belut hidup dan belut beku. Ke
Hongkong, ia
nmengirim sekitar 15 ton-20 ton belut hidup. "Permintaan selalu naik. Sayangnya,
pasokan terkadang kurang," ujarnya.
Budy Kuncoro, Ketua Gabungan Orang Belut Semarang dan
sekitarnya (Gobes's), membenarkan, permintaan belut dari mancanegara terus
naik. Selama ini, ia memasok ke Singapura dan Malaysia.
Permintaan dari pasar lokal pun tak kalah banyak.
Pekalongan, misalnya, butuh sekitar 100 kilogram belut sehari. Sementara Pati butuh 50 kg
belut sehari. "Rata-rata untuk usaha pecel belut dan abon," kata
Budy. Untuk pasar ekspor, harga satu kilo belut berisi tujuh ekor dihargai Rp
40.000 per kg. Di pasar lokal harganya Rp 25.000.
Budy mengaku telah menemukan cara budidaya belut yang lebih
hemat, yakni menghemat pakan dengan memanfaatkan keong mas, bekicot, atau yuyu.
Dengan cara Budi ini, biaya produksi sekilo belut isi tujuh ekor hanya Rp
16.000. Dus, pebudidaya pun bisa balik modal dalam lima bulan.
Jika ingin budidaya belut, Anda harus membuat kolam. Taruh
lapisan lumpur dengan jerami yang dibusukkan selama dua minggu sampai keluar
cacing. Setelah busuk, air lantas diganti, kemudian masukkan bibit belut.
"Sebaiknya, cari bibit belut basil tangkapan atau budidaya," ajar
Budy. Harga bibit belut Rp 40.000 per kilogram.
Selanjutnya, belut diberi pakan hama sawah setiap dua hari sekali. Pakan hama sawah itu seperti
keong mas, bekicot, atau yuyu. Setelah 3,5 bulan, petani bisa memanen belut ukuran sekilo isi 15 ekor.
Dalam lima
bulan, panennya sekilo isi tujuh ekor. (Aprillia Ika/Kontan)
SUMBER: KOMPAS.com
FOTO: anasbanget.files