Budidaya Jeruk Baby

Buah jeruk memang
banyak variannya. Setiap buah memiliki karakteristik yang berbeda. Selain
dikonsumsi sebagai buah segar, jeruk juga digunakan sebagai bahan jus.
Dari beberapa
jenis jeruk, yang paling nikmat menjadi bahan jus adalah jeruk baby. Meski
bernama baby yang identik dengan mungil, jeruk ini memiliki ukuran mirip jeruk
kebanyakan.
Tak heran, jeruk
ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Indra Fajar, pemilik dari CV Palma
Agro Tani Subur asal Malang, Jawa Timur, ini bisa meraup uang Rp 300 juta dalam
satu kali panen dari kebunnya yang seluas satu hektare.
Di kebun itu,
Indra menanam sekitar 5.000 jeruk baby. Dari seluruh pohon itu, setiap enam
bulan, ia memanen hingga 50 ton jeruk.
Hasil panennya
pun tak hanya dijual di pasar tradisional. Sejak 2008, jeruk dari kebun Indra
sudah masuk supermarket. "Namun kebanyakan yang membeli adalah para
pengepul," terangnya.
Indra yang mulai
membudidayakan jeruk baby sejak 2007, menjual hasil kebunnya berdasarkan
kualitas. Untuk grade A atau kualitas buah terbaik, harganya Rp 8.000 per
kilogram (kg). Adapun untuk grade B dan C, Indra menjual dengan harga Rp 7.000
dan Rp 6.000 per kg.
Penentuan
kualitas ini berdasarkan berat dan bentuk jeruk. Jeruk kualitas A
memiliki berat 150 gram (gr) hingga 200 gr. "Kulit buah mulus tanpa
cacat," terang Indra. Jeruk kualitas ini biasanya sudah dipesan oleh agen
yang kemudian mendistribusikan di supermarket.
Selama menjual
jeruk baby, Indra mengakui permintaan jeruk ini terus meningkat.
"Permintaan naik sekitar 10% per tahun. Sayang, produksi kami masih
terbatas," ujarnya.
Selain Indra,
Mudin Usman, Pemilik Wijaya Tani asal Depok, Jawa Barat juga membudidayakan
jeruk baby. Namun, Usman tak hanya menjual buah, ia juga menyediakan
bibit.
Mudin membanderol bibit jeruk ini seharga Rp 40.000 hingga
Rp 50.000 untuk bibit setinggi 40 cm sampai 60 cm. Jika ingin menikmati hasil
panen, Usman pun menyediakan pohon siap buah setinggi satu meter dengan harga
Rp 500.000 per pohon.
Usman juga mengatakan permintaan bibit jeruk baby kian
meningkat seiring tren minuman jus buah. Tidak hanya dari kalangan keluarga,
permintaan bibit jeruk ini juga datang dari pebisnis hotel dan katering.
Bahkan, Usman pernah mendapat order dari Sulawesi, Sumatera,
dan Kalimantan. Satu kali pengiriman bibit
berkisar antara 200 hingga 250 pohon. Dalam sebulan, Usman bisa mengirim bibit
hingga lima kali. "Saya paling
banyak mengirim bibit jeruk ini ke Medan," kata Usman.
Menurut Usman,
permintaan bibit jeruk baby tinggi, karena buah ini memiliki kandungan air yang
tinggi. Selain itu, harga jual jeruk ini cukup terjangkau. Usman bilang,
harga jual buah ini di pasaran Rp 12.000 sampai Rp 15.000. Namun, jika tak
sedang panen raya, harga jual bisa melonjak antara Rp 25.000 sampai Rp 35.000
per kg.
Membudidayakan jeruk baby sebenarnya tidak susah. Jenis
jeruk dengan kandungan air tinggi ini tergolong berdaya tahan tinggi terhadap
serangan hama. Meski demikian, jeruk ini tetap butuh perawatan yang baik agar
menghasilkan buah yang bermutu.
Jeruk baby sebenarnya adalah jeruk manis (orange, sweet
orange). Disebut jeruk baby karena air perasan jeruk ini sehat untuk bayi.
Maklum, air perasan jeruk baby relatif bersih dari serpihan serat buah. Beda
dengan jeruk siam atau jeruk keprok. Selain itu, jeruk baby juga tidak terlalu
masam hingga tidak mengganggu pencernaan bayi.
Namun, kalau
ingin dikonsumsi secara langsung, juga bisa. Hanya, "Cara mengonsumsi buah
jeruk baby ini juga beda," kata Indra Fajar, pemilik dari CV Palma Agro
Tani Subur asal Malang, Jawa Timur.
Menurut Indra,
lantaran kulit dan daging buah menyatu susah untuk mengupas jeruk ini. Karena
itu, untuk menikmatinya buah perlu dipotong-potong terlebih dahulu kemudian
diperas airnya.
Yang jelas, jeruk
baby sebenarnya tergolong tumbuhan produktif. Dalam jangka waktu 2–3 tahun saja
sudah berbuah. Namun, untuk mendapatkan panen maksimal, setidaknya butuh
waktu hingga 8 tahun. Jika jeruk ini dirawat dengan baik, satu pohon bisa
menghasilkan sekitar satu kuintal buah.
Pohon jeruk baby idealnya tumbuh di kawasan berhawa sejuk
dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut (dpl) hingga 1.000 dpl.
"Di luar itu hasilnya tidak optimal," jelas Indra.
Jarak tanam antar pohon juga patut diperhatikan. Jika Indra
menggunakan rumus 2 x 3 untuk penanaman pohonnya. Mudin Usman, pemilik Wijaya
Tani di kawasan Depok, Jawa Barat, memberikan jarak tanam ideal 4 m x 4 m.
Jarak tanam diatur agar cahaya cukup tersedia bagi tanaman dan tidak terjadi
kompetisi dalam mendapatkan cahaya matahari dan unsur hara tanaman.
Selain itu, jangan lupa dengan pemupukan. Pohon ini butuh
pupuk karena kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman
terbatas.
Pupuk yang baik untuk jeruk ini adalah pupuk organik seperti
pupuk kandang atau kompos. Dan untuk
tambahan vitamin tak soal jika diberi pupuk urea, TSP, dan KCL.
Asal tahu saja,
tanah butuh pupuk organik untuk meningkatkan humus sehingga tanah yang padat
dapat diubah menjadi gembur. Sedangkan pupuk anorganik diperlukan untuk
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Selain itu, jeruk ini juga tak begitu doyan air. Karena itu,
kelebihan air perlu di kebun perlu diatur dengan pembuangan air yang baik. Ciri
tanaman ini bila kelebihan air di akarnya bakal tumbuh cendawan. Sebaliknya,
"Kalau kemarau, kita harus rutin menyiraminya," jelas Indra.
Menurut Indra, hama yang sering menyerang pohon jeruk baby
adalah jamur dan lalat buah. Jika pohon sudah terjangkit, buah akan cacat
dengan noda cokelat dan benjol kulitnya.
Usman menambahkan, pekebun juga perlu memperhatikan serangan
hama jamur serta ulat dan semut. Jamur dan ulat seringkali menyerang bagian
daun serta batang. Untuk itulah penyemprotan pada kedua bagian tersebut
diperlukan. Adapun semut menyerang akar pohon. Untuk menangkal semut, cara yang
efektif adalah dengan menabur garam di sekeliling tanaman ini.
SUMBER KLIPPING: Kontan