Khasiat Tanaman Hias
Tanaman hias
berfungsi ganda, sebagai tanaman tanaman hias (ornamental plant) dan tanaman
obat (medicine plant), telah digunakan sebagian besar orang. Yang populer, antara lain lidah buaya,
tapak dara, miana, dan lain-lain.
Ada beberapa
tanaman belum banyak digunakan, namun khasiatnya telah diteliti. Kendati baru
penelitian tahap awal, penemuan itu akan menambah khasanah pengetahuan tentang
pemanfaatan tanaman.
Kembang sungsang
(Gloriosa superba)
Bunganya indah
dan unik. Dikatakan unik lantaran bunganya terbalik (sungsang). Mahkota
bunganya melengkung ke belakang. Sehingga bunga berbentuk seperti mangkuk terbalik. Ukurannya sebesar
genggaman tangan orang dewasa. Mahkota bunga berwarna kuning dan merah menyala.
Bentuknya berlekuk-lekuk, sekilas seperti per. Batang bunga sungsang merambat,
dengan daun panjang. Bagian ujung daun melengkung seperti sulur. Tulang daun
sejajar.
Kembang sungsang
bisa dibiakkan dengan stek batang. Di Eropa dan Amerika, kembang sungsang sudah
banyak disilangkan. Sehingga menghasilkan bunga potong yang kaya warna, macam
biru, ungu, dan merah jambu.
"Di luar
negeri, umbi buah sungsang digunakan untuk mengobati asam urat," kata
Pudji, peneliti di Badan Litbang Kesehatan Dinas Kesehatan RI. Penggunaan umbi
kembang sungsang sebagai obat sedemikian maju, sehingga sudah dibikin kapsul
dan dipatenkan. Umbi kembang sungsang mengandung senyawa kolkisin yang efektif
menyembuhkan asam urat.
Menurut Pudji,
kembang sungsang di Indonesia sudah sulit didapat dalam jumlah banyak. Apalagi
jika umbinya yang diambil, maka akan habis. Terbersit dalam benak Pudji untuk
meneliti kandungan daunnya.
Beberapa tahun
lalu diteliti sampai pada tahap meneliti toksitas akut dan subkronis. Ternyata
aman dan bakal dilanjutkan ke standardisasi. "Tetapi proyek ini terhenti
lantaran kesulitan bahan," kata perempuan enam puluh tahun ini. Untuk
standardisasi dibutuhkan bahan berupa daun kembang sungsang dari tiga lokasi
tempat tumbuh. Hingga kini, belum bisa mengusahakan ketersediaan bahan itu.
Uji standardisasi
bertujuan untuk mengetahui ukuran kadar senyawa aktif dari tanaman yang tumbuh
di berbagai tempat. Kadar senyawa aktif dalam kembang sungsang, antara lain
alkaloid, kolkisina, gloriosina, kholina, hars, fitosterol, stigmastrerol, dan
fitosterolin.
Sambang getih
(Hemigraphis colorata Hall)
Adjirni, BSc. dan
kawan-kawan, dari Badan Litbang Kesehatan Depkes RI juga meneliti tanaman hias
sambang darah sebagai penghancur batu kandung kemih. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengurangan berat batu, pada pemberian dosis 32,5 mg dan 325
mg sambang getih per 100 gr berat badan, pada hewan percobaan.
Sementara itu,
pada percobaan efek diuretik, jumlah volume urine pada tikus percobaan selama 8
jam tidak melebihi volume urine tikus yang diberi akuades. Jadi kesimpulannya,
infus sambang darah pada dosis 32,5 mg dan 325 mg per 100 gram berat badan
mempunyai efek menghancurkan batu kandung kemih pada tikus. Terbukti berat
rata-tata batu yg terbentuk setelah pemberian bahan lebih kecil daripada berat
rata-rata batu pada kontrol.
Rhododendenron
Masyarakat
Indonesia mengenalnya dengan nama kembang geni. Tumbuh subur di
ketinggian 1.000-3.000 mpl. Umumnya Rhododendron ditemukan di daerah pegunungan
bercurah hujan tinggi, pada area terbuka akibat kegiatan tektonik, dan kaya
hewan polinator seperti serangga, kelalawar, burung.
Bersifat
protandus. Artinya, tanaman ini memungkinkan terjadi outcrossing alias kawin
dengan individu lain. Atau, dengan sesama genus. Karakteristik dan bentuk bunga
yang berkelompok mengundang serangga datang. Sehingga memungkinkan kawinsilang
antargenus.
Tak heran, proses
hibridisasi seringkali terjadi di marga Rhododendron. Proses itu bisa terjadi
secara alami atau karena campur tangan manusia. Tanpa munculnya "jenis
baru" hasil kawin silang, di dunia terdapat tak kurang dari 850 jenis
marga Rhododendron. Di Tanah Air, tanaman ini bisa ditemukan di Papua (ada 101
jenis), Kalimantan (55 jenis), Sulawesi (28 jenis), Jawa (8 jenis), dan
Kepulauan Sunda Kecil (4 jenis).
Tanaman berbunga
cantik ini, dalam beberapa literatur disebutkan mengandung racun grayanotoxin.
Toksik itu dihasilkan dari benangsari dan kepala putiknya. Tak heran orang meminum
madu yang diisap dari kedua bagian tanaman itu seringkali jatuh sakit. Namun
karena kecantikan bunganya, tanaman ini lumrah dipelihara di pekarangan rumah.
Malah di Eropa dan Amerika, bermunculan perkumpulan pecinta tanaman ini.
Sayangnya, tak
banyak yang mengetahui kegunaannya selain sebagai tanaman hias. Salah satunya
Anggun Ratnagumilang, S.Si, peneliti Kebun Raya Cibodas. "Sebagian
masyarakat Papua menggunakan bunga Rhododendron macgregoriae sebagai 'obat
kuat'," ujar Anggun.
Hal itu
dibenarkan pula oleh Agus Suhatman, S.Si, kurator registrasi Kebun Raya
Cibodas. "Saya pernah membacanya di literatur," ungkapnya. Sayang
ketika ditanya judul buku dan pengarangnya, Agus telah lupa.
Menurut Anggun,
cairan bunga yang ditumbuk bisa menimbulkan efek erektogenik. Sementara
Rustandi, pengolah data di Kebun Raya Cibodas mengatakan, masyarakat Papua
sering meremas bunga R. macgregoriae sebelum melakukan hubungan intim.
"Cairan bunga tersebut bisa menimbulkan efek mati rasa bila terkena
kulit," ujar Rustandi.
Kegunaan
Rhododendron tak sebatas untuk keperkasaan pria. Contohnya, suku Dani di Papua
menggunakan Rhododendron macgregoriae untuk mengobati penyakit kulit (panu).