Seputar Tanaman Kapol (Kupulaga/Kardamon) (Bagian 1)
Lebih banyak
orang mengenal buah kapol atau kapulaga daripada tanaman yang menghasilkannya. Tanaman
kapol (Amomum Cardamomum dan Elettaria Cardamomum) tidak berada di seluruh
daerah Indonesia, walaupun tanaman ini asli Indonesia. Faktor- faktor ekologi
bagi pertumbuhannya ialah curah hujan yang tinggi dalam satu tahun membatasi
penyebaran tanaman tersebut di kawasan Nusantara.
Tanaman kapol
merupakan penghuni hutan. Namun
pada saat ini banyak pula ditanam di pekarangan atau di tegalan. Daerah tanaman
kapol asli Indonesia adalah daerah Bengkulu (Muko-muko) dan Palembang
(Muaraduo) di Sumatera Selatan. Di Jawa Barat tanaman kapol terdapat di daerah
Sukabumi; sekitar Padalarang di daerah bukit kapur Tagogapu dan Singaparna di
sekitar daerah Puspahiang dan Banten Selatan.
1.Nama kapol di
daerah-daerah
Bila di Jawa
Barat dikenal dengan nama kapol, di Jawa Tengah namanya kapulaga, di Madura
kapolaga, di Sumatera juga kapulaga, di Minangkabau palaga, dan di Ujungpandang
giridimong.
2.Sekelumit
sejarah kapol
Sebelum orang
Barat mengenal kapol dari Indonesia, mereka mengenal kapol dari Malabar (India)
dan Ceylon. Baru dalam tahun 1323 setelah kedatangan seorang rohaniawan Fra
Odorigo de Pordenone di pulau Jawa, buah kapol yang berasal dari pulau tersebut
dimasukkan ke dalam daftar hasil bumi khas pulau Jawa.
Orang-orang
Belanda dengan VOC-nya yang haus terhadap rempah-rempah, sejak tahun 1500,
menyatakan bahwa kapol jawa dapat menghasilkan keuntungan yang besar. VOC
segera menyatakan hak monopolinya terhadap hasil kapol dari Jawa dan sekaligus
dari Ceylon. Penduduk Jakarta diperintahkan untuk mengumpulkan buah kapol.
Rakyat diharuskan mengumpulkan buah kapol dari hutan-hutan, yang hasilnya tidak
memuaskan si penjajah.
Dalam tahun 1699
buah kapol baru dapat diekspor ke negeri Belanda sebanyak 18.106 pon, seharga
FI 16.295,60. Dalam tahun 1715 rakyat di Jawa dipaksa untuk menanam kapol.
Tanaman kapol yang kini berada di Jawa Barat mungkin masih merupakan turunan dari
tanaman dari zaman itu. Dalam periode tersebut diakui bahwa hasil kardamon dari
India lebih tinggi daripada kardamon asli Jawa. Dalam pertengahan abad 18
didatangkan bibit kapol dari India (Malabar) ke pulau Jawa. Hasil percobaan
dengan jenis baru itu tidak memuaskan, karena tidak memperhatikan iklim dan
jenis tanah yang cocok bagi kapol seberang tersebut. Di samping faktor ekologi
yang khas untuk kapol luar negeri yang tidak diperhatikan, percobaan-percobaan
tersebut tidak men- dapat bantuan dari rakyat.
Hingga saat ini
masih ada sisa-sisa dari kardamon Malabar tersebut, misalnya di daerah
Puspahiang, Cibodas Lembang, Cianjur Selatan, dan Sukabumi Selatan.
Kapol luar negeri
ini berbentuk malai bunga dan buahnya sangat berbeda dengan kapol Jawa. Di Jawa
Barat tanaman seperti itu diberi nama "kapol sabrang".
Dalam dunia
perdagangan hingga saat ini, buah kapol diberi nama Cardamomum atau Cardamom
Tanaman tersebut mem punyai kedudukan yang tinggi dalam jajaran rempah-rempah,
yaitu menduduki tingkat Sembilan Besar di seluruh dunia.
3. Beberapa data
botani tanaman kapol
Ada dua jenis
kapol, yaitu:
a. Amomum
Cardamomum, kapol asli Indonesia
b. Elettaria
Cardamomum, kapol Malabar India.
a. Amomum
Cardamomum
Amomum cardamomum
berbentuk herba tahunan dan membentuk rumpun batang semu; cukup banyak setinggi
2,5 meter.
- Daunnya
berbentuk lanset yang cukup panjang dengan kedukan yang berseling.
- Kelopak daunnya
menutupi batang, tanpa membentuk tangkai daun bersambung langsung dengan helai
daun.
- Helai daun
mengandung minyak atsiri cineol yang pedas rasanya. Kadar cineol daun yang
masih muda (pucuk) lebih tinggi daripada yang sudah tua.
- Membentuk
rimpang yang agak keras, yang berwarna merah darah yang mengandung minyak
atsiri pula.
- Mulai berbunga
pada umur 2-3 tahun namun praktis tidak menghasilkan buah. Baru setelah berumur
3-4 tahun kapol dapat menghasilkan buah/biji.
- Berbunga mulai
turun hujan dan berbunga terus selama musim
hujan. Di sekitar
Padalarang dan Puspahiang dalam bulan Agus- tus tanaman kapol masih berbunga
dan berbuah.
- Bunga tumbuh
dekat pokok batang yang relatif masih muda, dan tumbuh dari rimpang samping
(cabang).
- Bunga tumbuh
lurus hingga tinggi 8-15 cm berbentuk mulai yang dibentuk oleh beberapa kelopak
bunga yang saling tindih. Setiap malai dapat menampilkan 3-8 bunga yang
berwarna merah.
- Dari sekian
banyak bunga yang dapat menghasilkan buah rata-rata relatif sedikit atau tidak
semua bunga menghasilkan buah.
- Bentuk buahnya
bulat agak pipih, berkotak tiga ruang, berbiji cukup banyak berwarna hitam dan
keriput kulitnya.
- Biji kapol
mengandung minyak atsiri cineol rata-rata 12%. Rasa- nya mirip jahe dan merica.
Dalam tahun 1955,
Jawa tan Pertanian Kab. Sukabumi, pernah menempatkan sebuah kandang lebah dekat
sekelompok tanaman kapol. Hasilnya ialah madu yang rasanya mengandung minyak
kapol, pedas, dan hangat. Jelaslah kiranya bahwa lebah mengunjungi bunga kapol
untuk mengumpulkan sari bunganya. Dengan kunjungan lebah tersebut, dapat
ditingkatkan mutu pernyerbukan, yang berarti ditingkatkannya pembentukan buah.
LINGKUNGAN
PERTUMBUHAN
Amomum cardamomum
tumbuh baik di berbagai jenis tanah selain di tanah yang berat (sangat liat)
dan sukar pembuangan airnya.
Tanaman kapol
yang berada di sekitar Tagogapu (Padalarang) memberi petunjuk bahwa kapol dapat
tumbuh dengan baik di tanah yang banyak mengandung kapur. Di sekitar Puspahiang
tanahnya merupakan tanah lempung laterit. Karena berada di pekarangan tanahnya banyak
mengandung bahan organis dan cukup rindang. Hingga saat ini daerah Puspahiang merupakan pusat
Amomum cardamomum di Jawa Barat. Dinyatakan oleh penduduk setempat bahwa luas
tanaman tidak kurang dari 35 ha. Kebun kapol di daerah ini masih merupakan
kebun tumpangsari di pekarangan maupun di tegalan.
Pada umumnya
tanaman kapol membutuhkan tanaman peneduh.
Ketinggian tempat
dan curah hujan
Daerah-daerah
kapol yang hingga kini masih bertahan ketinggian tempat dan curah hujannya
adalah sebagai berikut; Buahnya berbentuk kotak dengan tiga kamar, berisi 3-8 biji,
keriput bentuknya dan berwarna coklat tua. Setiap biji dibungkus dengan kulit
yang tipis. Ukuran buahnya tidak lebih panjang dari 15 mm. Bunganya dapat
mengadakan persarian sendiri (self-fertile).
Elettaria
cardamomum tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 1500-5000 mm, dengan suhu
udara antara 10-35°C. Selanjutnya tanaman tersebut, membutuhkan lahan yang
cukup subur, rindang, dan terlindung dari angin. Elettaria cardamomum dapat
diperbanyak melalui biji dan rimpangnya sebagai "sebetan" dari induk
tanamannya.
Biji Elettaria
cardamomum bila disebar dapat tumbuh setelah 1-3 bulan disemai. Tumbuhnya tidak merata dan dapat
dipindahkan bila telah berdaun tiga helai. Elettaria cardamomum mulai berbunga
setelah berumur tiga tahun ditanam atau 3-5 tahun setelah disemaikan.
Buah Elettaria
cardamomum mulai masak dan dapat dipetik 3-4 bulan setelah berbunga. Sebaiknya
buah dipetik sebelum masak benar.
Rata-rata hasil
per tahun berkisar antara 112-280 kg/ha buah kering. Elettaria cardamomum dapat
menghasilkan dan masih menguntungkan hingga umur 15 tahun.
Ada tiga tipe
Elettaria cardamomum, yaitu tipe Mysore, Malabar, dan Ceylon, masing-masing
dengan kadar minyak cineole 41%, 26,5%, dan 3,3% dan kadar terpinyl acetat 30%,
34,5%, dan 0,1%. Dari ketiga tipe tersebut, mana tipe yang baik untuk dikem-
bangkan di Indonesia masih memerlukan penelitian yang lebih mendalam.
Sepanjang
pengetahuan penulis hingga saat ini, kedua jenis kardamon tersebut tidak banyak
diganggu hama maupun penyakit yang merugikan. Sebaliknya, di India dan
tetangganya dinyatakan bahwa Elettaria mudah diserang penyakit virus katte yang
sangat disegani pemiliknya. Hama yang sekali-kali dapat merusak daun kardamon
adalah belalang dan tikus. Hama tersebut dapat pula merusak biji kardadmon yang
masih muda maupun yang hampir masak.
4. Komposisi
kimiawi biji elettaria cardamomum Buah elettaria cardamomum
Buah elettaria
cardamomum mengandung rata-rata 3-8% minyak atsiri (minyak cardamon), 10% zat
protein, 10% fixed oil, 20-40% zat pati (tepung), dan beberapa jenis zat
mineral. Minyak Kardamon tidak berdiri sendiri namun terdiri atas beberapa
jenis minyak, misalnya cineole, terpynil-acetat, limonene, dan sebagainya. Minyak
kardamon diperoleh melalui destilasi dengan uap air.