Salak Unggulan Lumajang: Pronojiwo
Sementara Malang punya salak swaru atau salak pronojiwo.
Sesungguhnya sentra salak pronojiwo terletak di Kecamatan Pronojiwo dan
Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Persisnya di sebelah timur Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
Salak pronojiwo merupakan hasil unggulan di Kabupaten
Lumajang. Konon, banyak digemari di Malaysia. Pemasaran ke negeri jiran
ini pernah dilakukan oleh Asosiasi Pemasar Hortikultura (Asperti). Hasilnya
menggembirakan. Produksi salak yang terus meningkat bisa diserap pasar. Untuk
memenuhi permintaan pasar, lahan produksi tersebar di beberapa wilayah
kecamatan. Ada
sekitar 250 hektar tersebar di Kecamatan Tempursari, 120 ha di Kecamatan
Pronojiwo, dan 75 ha di Kecamatan Candipuro.
Teknik budidaya salak pronojiwo umumnya merupakan warisan
turun temurun. Bibit berasal dari biji. Dikecambahkan di bedengan. Bibit siap
dipindah ke lahan, setelah cukup umur. Rata-rata umur tiga bulan. Atau jika
bibit sudah mempunyai daun minimal tiga helai. Persiapan lahan cukup dengan
menggemburkan lahan sedalam sekitar 30 cm. Lantas ditaburi pupuk kandang dan
diaduk rata dengan tanah. Selanjutnya siap ditanami.
Tanaman tidak perlu perlakukan khusus. Paling-paling hanya
penyiangan. Pembubunan agar tanah tetap gembur. "Kalau pas ada uang,
ditambahkan pupuk TSP. Itu pun hanya setahun sekali," tambah Lasiman.
Pupuk kandang juga ditambahkan setahun sekali.
Tanaman pekarangan
Di kanan kiri jalan menuju Kecamatan Pronojiwo, terdapat
banyak pedagang salak. Harga per kg tergantung kualitas salaknya. Untuk salak
ukuran besar dan tidak cacat, harganya lebih mahal dari yang ukuran kecil.
Dalam hal rasa, salak besar dan salak kecil sama-sama manis.
Tekstur buahnya halus. Bila digigit terasa renyah dan tidak masir. Warna daging
buah putih dan berbau harum. Hampir sama dengan salak pondoh asal Sleman.
Adakalanya ditemukan beberapa buah berdaging lebih tebal.
Tanaman salak merupakan tanaman pekarangan warga Pronojiwo.
Ditanam di halaman rumah atau di ladang. Meski bukan dikebunkan dengan luasan
komersial, keberadaannya menyumbangkan income bagi penduduk.
"Saya hanya punya sekitar 1.000 pohon," kata
Lasiman, petani salak di Pronojiwo. Bagi bapak dari 4 anak ini, salak merupakan
penopang hidup keluarga. Selain buruh tani yang dijalaninya.
Tanpa diserbuki'
Menurut Lasiman, tanaman salaknya berbunga setelah umur 3
tahun. Bunga muncul di ketiak daun, berbentuk panjang. Bunga salak berumah dua
(dioceous), bunga jantan dan bunga betina berada pada tanaman berbeda. Kondisi
semacam itu membuat tanaman tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Butuh
bantuan pihak lain. Bisa binatang, serangga maupun angin.
Biasanya pada tanaman salak, petani membantu penyerbukan
secara berkala. Namun yang dilakukan petani salak pronojiwo berbeda. "Kami
tidak pernah melakukan penyerbukan. Ya, dibiarkan saja, bunga salak bisa jadi
buah," aku Lasiman.
Kemungkinan besar, angin membantu proses penyerbukan salak
itu. Mengingat kondisi lahan yang berada di lereng gunung sehingga angin terjebak,
berputar lebih kuat. Angin menggoyang serbuk sari salak, menerbangkannya hingga
bertemu dengan kepala putik. Atau bisa juga dibantu oleh serangga, terutama
tawon dan kumbang. Dari pengamatan lapang, banyak serangga yang hidup di lokasi
ini.
Masa berbuahnya tidak mengenal musim. Bisa dikata, sepanjang
tahun berbuah. "Saya panen 15 hari sekali," ujar Lasiman, perantauan
dari Madura ini.
Nah, Anda berminat mencicipi?
Asal Muasal Salak Pronojiwo
Nama pronojiwo merujuk pada nama Desa Pronojiwo, tempat tanaman
salak itu dibudidayakan. Menurut situs resmi Kabupaten Lumajang, salak
pronojiwo merupakan jenis salak pondoh. Sama dengan salak pondoh yang
dibudidayakan di Sleman, Yogyakarta. Hanya
karena cocok dengan iklim di Lumajang, ukuran salak pronojiwo lebih besar dan
lebih tebal daging buahnya.
Sementara salak pondoh bermula ketika Partodimejo, warga
Ngayogyakarto Hadiningrat, menerima suvenir dari warga berkebangsaan Belanda.
Salah satu suvenir itu adalah 4 batang bibit salak.
PUSTAKA: http://www.agrosukses.com
DIREKTORI: http://www.direktoriagrobisnis.com
GABUNG DI MILIS: http://bit.ly/bQX5lK