Markisa, Buah Favorit yang Bisa Menyembuhkan
Markisa
Passiflora edulis kini jadi buah favorit masyarakat Thailand karena terbukti
berkhasiat menyembuhkan penyakit. "Setelah setahun mengkonsumsi jus
markisa segar 2 kali seminggu, gejala alergi kronis saya sembuh," kata dr
Pakom Inthrasongkhra, seorang ahli radiologi berusia 47 tahun.
Dokter ahli
radiologi di salah satu rumah sakit ternama di Bangkok itu pertama kali mencoba
markisa pada 2008. "Resepnya sederhana saja. Daging markisa yang penuh
biji halus diaduk dalam air dengan perbandingan sama. Namun, jika buah segar
tampak bagus, saya langsung menyendok daging dan mengunyahnya," ujar dr
Pakom.
Setelah
mengkonsumsi rutin selama setahun, gejala alergi itu hilang sama sekali. Kontan
ia menyebarluaskan pengalamannya kepada kawan-kawan seprofesi. Setelah melewati
proses uji oleh ahli gizi di rumah sakit itu, markisa diperkenalkan sebagai
menu selingan bagi para pasien rawat inap.
Antioksidan
Ternyata hasilnya
positif terhadap pemulihan kondisi pasien liver dan ginjal. Para dokter percaya
markisa memicu peningkatan kekebalan tubuh dan kekuatan antibodi dalam darah.
Bahkan buah anggota famili Passifloraceae itu dideteksi mampu menyaring,
memisahkan, dan membuang racun dari dalam tubuh. Diduga khasiat markisa
berfungsi sebagai komplementer saat ginjal bekerja.
Berdasarkan hasil
penelitian laboratorium, passion fruit ternyata mengandung vitamin C dosis
tinggi dan antioksidan. Konsumsi 3 buah sehari dipercaya meningkatkan kesegaran
kulit tubuh dan merangsang pertumbuhan sel muda pada kulit wajah.
Buah seukuran
telur ayam itu pun terbukti mengurangi risiko re-absorbsi usus besar,
menyembuhkan masalah kontipasi (sulit buang air besar, red), serta mengurangi
stres, kadar kolesterol dalam darah, dan gejala sesak nafas. Pantas saja di
Thailand, markisa tersedia di gerai-gerai minuman kesehatan sebagai jus
kesehatan dan awet muda.
Pada awalnya
masyarakat enggan mengkonsumsi karena dinilai beraroma menyengat. Ia sempat
dinamai kratokrok farang yang berarti buah bulat burik dan kusam. Namun,
setelah Ratu Sirikit mempopulerkan nama baru saowarot - yang berarti buah si manis - markisa menjadi
terkenal.
Apalagi setelah
gencar dipromosikan oleh para dokter ahli penyakit dalam karena berkhasiat
sebagai penyembuh alami. Beberapa pasien gejala kanker awal terbukti sembuh
setelah mengkonsumsi markisa secara rutin. Kandungan bahan tertentu di dalamnya
diyakini mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Meluas
Permintaan pasar
lokal terus meningkat sejalan dengan kesadaran orang Thailand akan khasiat
markisa. Wajar jika kebunnya secara bertahap bertambah luas. Lebih dari 10
tahun lalu markisa hanya tumbuh di wilayah utara negeri Gajah Putih itu sebagai
pilot project milik yayasan Raja Bhumibol Adulyadej. Sekarang penanaman meluas
hingga ke wilayah timur laut yang beriklim kering. Alhasil, granadilla - sebutan lainnya - kini
dengan mudah dijumpai di pasar-pasar.
Jenis paling enak
dan menjadi favorit orang Thailand adalah markisa berkulit ungu yang ditanam di
Kebun Proyek Kerajaan. Namun, ada juga yang menyukai markisa berkulit kuning
yang berasal dari Provinsi Petchaburi.
Belakangan
beredar markisa organik hasil budidaya kebun organik milik Wang Nam Khiao,
peraih juara lomba buah unggul nasional di Thailand. Selain produksi dalam
negeri, markisa diimpor dari Brazil yang teksturnya lembut dan berdaging tebal.
Buah ini banyak dibutuhkan koki hotel berbintang. Selain segar, markisa juga
banyak dijual dalam bentuk konsentrat.
Kepopuleran
markisa sebagai buah kehidupan tak melulu milik Thailand. Masyarakat etnis
Tionghoa kerap mengkonsumsi louhangou. Itu adalah daging markisa yang sudah
dikeringkan dan dibuat menjadi butiran-butiran halus.
Meningkatkan
kekebalan tubuh
Seduhan louhangou
dipercaya mampu memulihkan stamina dan membuat badan tetap segar. Mau buktinya?
Silahkan buktikan.