Ulah Si Keong Emas
Bagi petani padi, keong mas bukan sekadar legenda. Ulahnya
di persawahan kian membuat geram. Hama yang awal
1980-an diperkenalkan sebagai bahan pangan potensial dari Amerika Selatan itu
berkembang menjadi hama padi yang menyebar di
kawasan Asia. Filipina, Kamboja,
Thailand, Vietnam, dan Indonesia, ikut terkena getahnya.
Menurut Dr Sudarmaji, ketua kelompok peneliti hama penyakit padi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
(BB Padi), Sukamandi, Subang, peringkat keong mas sebagai hama
tanaman padi meningkat dari hama sekunder
menjadi hama
primer. Terhitung sejak lama, golden apple snail menjadi hama serius pada tanaman padi.
"Kini, hampir semua areal persawahan ada. Umumnya
banyak terdapat di daerah rawa dan daerah yang irigasinya tidak lancar,"
kata peneliti BB Padi sejak lama itu.
Naiknya peringkat Pomacea canaliculata itu juga disampaikan
oleh Ir Hendarsih, MSc, peneliti hama
dan penyakit BB Padi. "Sejak 1990-an keong mas menjadi hama baru bagi padi," ujar Hendarsih.
Sebelumnya keong tidak dikenal sebagai hama
pada tanaman padi. Perubahan status itu didukung kesesuaian habitat (terutama
suhu), adaptasi lingkungan tinggi, tidak adanya penyakit, dan daya reproduksi
tinggi. Penyebaran keong ke daerah baru salah satunya disebabkan lokasi yang
berdekatan terhubung dengan perairan. "Mereka bergerak jika ada air,"
ujar peneliti lulusan Oregon
State University
itu.
Meluas
Serangan keong mas diam-diam menghanyutkan. Sebut saja
Indramayu dan Subang. Pada 1992, keong mas hanya terlihat di kolam-kolam
sekitar rumah. Namun, pada 1996, sebanyak masing-masing 50 ha dan 65 ha sawah
di Subang dan Indramayu hancur dirongrong si keong. Bahkan luas wilayah
serangan meluas masing-masing menjadi 604 ha dan 365 ha pada 1999.
Peningkatan serangan juga terjadi di Karawang, Jawa Barat.
Menurut data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, serangan keong mas di
daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di sebelah selatan itu
meningkat 168 kali lebih tinggi dalam kurun waktu 3 tahun. Yang semula hanya 33
ha melonjak drastis menjadi 5.548 ha.
"Yang paling dominan yaitu species Pomacea
canaliculata," kata Hendarsih. Selain itu, ditemukan juga Pomacea
insularum dan Pomacea padulosa. Keong k berkembangbiak dalam waktu relatif
singkat. Bayangkan, selama daur hidupnya 60 hari, seekor keong f dewasa mampu
menghasilkan P" 2.000-2.400 telur.
Keong mas memarut jaringan tanaman dan memakan bibit padi
muda sehingga menimbulkan kerusakan pada awal- awal penanaman. Berdasarkan
hasil riset kerjasama Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan BB Padi di Jawa
Tengah, dalam kondisi lapang, 6 keong/m2 mampu menyebabkan kerusakan 10,78% dan
pengurangan hasil 15%. Kerusakan yang ditimbulkan berlangsung hingga 50 hari
setelah penanaman. Karena merusak padi muda, petani perlu melakukan penyulaman.
"Jika serangan tinggi, penyulaman bisa 2-3 kali dalam satu musim tanam.
Akibatnya panen tidak serempak dan kualitas gabah tidak seragam," tutur
Sudarmaji.
PUSTAKA: http://www.agrosukses.com
DIREKTORI: http://www.direktoriagrobisnis.com
GABUNG DI MILIS: http://bit.ly/bQX5lK