Lezatnya Mangga Bercula
Penggemar mangga
rujak siap-siap kedatangan tamu baru. Mangga reed alias sau-sau dan budiraja
alias dodol paling enak dimakan waktu muda. Sekali makan pasti ketagihan. Buah
matang tak kalah menggiurkan.
Hari itu,
pertengahan Juni, seorang pengunjung Pameran Flora dan Fauna di Lapangan
Banteng, Jakarta Pusat, kepincut tabulampot mangga andalan Gelora Hortikultura.
Ia tertarik membeli sau-sau lantaran bentuk buah unik dengan benjolan mirip
cula badak. Memang tidak semua bercula, hanya 50 - 60% dari jumlah buah. Tanpa
cula, sosok menyerupai arumanis. Cula itu muncul saat buah berdiameter 5 cm.
Tiga buah
berwarna kuning terlihat bergelayutan di dahan. Yang lebih sip sau- sau enak
dimakan meski masih muda. Rasanya asam-asam manis dan tanpa serat. Tak heran
sang pembeli tertarik memborong 20 pot meski harga cukup mahal.
Kesukaan raja
Tunggulah buah
hingga masak. Warna kulit sau-sau berubah menjadi kuning terang merata. Bobot
mencapai 300 - 400 g. Rasanya lebih manis dan segar. "Tekstur halus kaya
makan pepaya," tutur M Taufik, pemilik Gelora Hortikultura di Bogor.
Karena keistimewaan itu ia kesukaan Raja Thailand, Bhumibhol Adulyadej,.
Sayangnya reed -sebutan
lain sau- sau- masih sulit ditemui di pasar. Kalaupun ada harga relatif mahal.
Ia belum ditanam secara komersial karena bibit terbatas. Padahal, sau-sau rajin
berbuah -2 kali- setahun. Penampilan menarik lantaran berkulit kuning cerah
merata dan tanpa hijau. Di salah satu pasar swalayan di Jakarta Pusat, harganya
sangatlah mahal.
Saat ini ia
kebanyakan ditanam dalam pot. Harga satu tabulampot sau-sau lumayan mahal.
Pohon setinggi 1,5 m dan diganduli 3 buah dijual mahal oleh sebuah nurseri di
Jakarta Barat. Namun, konsumen seolah tak peduli lantaran sau- sau tergolong
jenis baru.
Disebut pendatang
baru pun tak sepenuhnya benar karena ia masuk ke Indonesia satu dasarwarsa
silam. Mangga asal Thailand itu dibawa oleh Abu Haerah, mantan pejabat
Departemen Pertanian. Dari 3 pohon oleh-oleh, hanya 1 yang bertahan hidup,
milik mendiang Oma Zaedin, ayah Taufik Permana. Kini pohon setinggi 10 m
menjadi satu-satunya induk.
Budiraja
Mangga rujak yang
juga jadi pilihan adalah budiraja. Masyarakat Indramayu, Jawa Barat,
mengenalnya dengan sebutan mangga dodol. Liunita, pemilik toko buah
"Segar" menduga ia silangan arumanis dan indramayu. Bentuknya memang
mirip arumanis, tetapi lebih besar, mencapai 1 kg.
Waktu muda
berkadar air rendah. Konsumen toko buah "Segar" yang pernah mencicipi
kerap meminta lagi lantaran istimewa. Sayang mereka harus kecewa karena
budiraja jarang tersedia. "Bagaimana lagi, habis nyarinya susah,"
tutur istri Rudi Senjaya itu.
Bila ingin
menikmati buah masak, jangan biarkan matang di pohon. Petik buah saat berukuran
maksimal dan kulit hijau kekuning-kuningan. Setelah itu peram 3 - 4 hari supaya kematangan merata dan manis.
Kalau matang pohon bagian dalam blenyek seperti dodol.